June 18, 2011

Donor Darah Bikin Sehat

Saking pentingnya donor darah WHO (World Health Organization) menetapkan 14 Juni Sebagai "HARI DONOR DARAH INTERNASIONAL".

Berdasar peraturan WHO, semestinya tiap negara mempunyai persediaan 2 persen kantong darah dari total jumlah penduduk setiap tahun.
Jadi, jika penduduk Indonesia berjumlah 240 juta jiwa, persediaan kita semestinya sekitar 4,8 juta kantong darah dalam setahun. "Tapi, yang mau mendonorkan darah baru sekitar tiga juta jiwa", tutur sekretaris Tim Pengolahan Darah Nasional PMI Pusat dr. Lita Sarana.
   Di daerah perkotaan, kegiatan donor darah memang mendapat atensi masyarakat. Meski demikian, ada juga masyarakat kota yang kurang menaruh perhatian. "Di Medan misalnya, kegiatan doroh darah nyaris tidak ada gereget kata Lita. 
Salah satu penyebab kurangnya kebutuhan darah tersebut, masih banyak masyarakat yang salah persepsi terhadap kegiatan tersebut. Mereka khawatir, darah yang hilang akan berdampak buruk pada tubuh. Padahal, justru banyak donor rutin yang merasakan manfaat positifnya. "Manfaat dirasakan setiap orang memang berbeda. Saya misalnya selalu merasa sehat karena rutin donor darah," jelas alumnus Fakultas Kedokteran (FK) Trisakti tersebut. 
     Rasa sehat dan tubuh yang fit menjadi pernyataan yang dilontarkan para donor rutin. Menurut Lita, itu terkait dengan penggantian sel darah merah yang rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali. Para donor selalu mempunyai sel darah merah yang fresh. Sebab, sel darah merah lama "dibuang". Tubuh memproduksi sel-sel darah metrah yang baru. Sel darah merah segar itu berimbas pada peningkatan sistem kekebalan tubuh. 
Imun yang kuat membuat penyakit-penyakit tidak gampang berdatangan ke tubuh sehingga donor merasa sehat dan fit. "Jadi, secara tidak langsung mendonorkan darah bisa membantu mencegah penyakit yang masuk dalam tubuh kita. Sebab, imunitas tubuh meningkat," papar erempuan kelahiran Jakarta, 24 Desember 1952, itu.
   Meski demikian, memang ada kasus-kasus penyakit tertentu yang salah satu treatment-nya adalah mendonorkan darah. Misalnya, pasien mengidap Polisitema. Pada penderitapolisitema, terjadi peningkatan jumlah sel darah merah karena pembentukan sel darah merah oleh sumsum tulang berlebihan. 
      Kondisi tersebut mengakibatkan darah menjadi kental dan kecepatan aliran darah berkurang ketika darah melalui pembuluh yang kecil. Agar darah tidak mengental, sel darah merah yang berlebihan itu harus dikeluarkan dari tubuh. Bagaimana dengan kegemukan? Tidak sedikit yang menyatakan bahwa mereka yang rutin mendonorkan darah akan gampang menjadi gemuk. "Itu tidak betul. Saya tidak gemuk kan? ujar Lita. Kegemukan pada donor boleh terkait dengan rasa bugar yang dirasakan setelah mendonorkan darah. Rasa bugar membuat selera makan meningkat. Tanpa disadari, asupan makanan yang masuk ke tubuh berlebih.
      Lita mengingatkan, kendati demikian banyak donor yang merasakan sehat, jawaban untuk menjadi sehat bukan hanya mendonorkan darah secara rutin. Kesehatan dan tubuh fit yang optimal harus ditunjang dengan pola makanan serta gaya hidup yang sehat.
mereka yang tetap merokok, makan sembaranganm dan beristirahat tidak teratur tetap bisa terkena penyakit merugikan walau mendonorkan darah secara rutin. Termasuk kegemukan. Gemuk yang tidak dikontrol akan berpotensi mendatangkan penyakit. Menurut Lita, PMI sangat mengapresiasi donor sukarela. Meski demikia, tidak semua darah yang masuk lolos saringan. Setiap darah yang masuk akan diperiksa, apakah mengandung HIV, hepatitis B, Hepatitis C, sifilis dan malaria. 
    Bagi penerima darah, itu adalah informasi penting untuk mengantisipasi penularan penyakit melalui transfusi darah. Bagi donor, hal tersebut adalah "rambu perngatan" agar lebih memperhatikan kondisi kesehatan.
"Jika diketahui adanya penyakit-penyakit tersebut PMI akan memberikan surat pemberitahuan kepada pihak terkait. Untuk lebih memastikan, kami menyarankan mereka untuk melakukan pengecekan darah ulang" jelas Lita.  

KENALI KOMPONENNYA DARAH
1. WHOLE BLOOD
     Sediaan darah lengkap dan belum dipecah-pecah per komponen. Biasanya, Whole Blood dipakai pada  
     penderita pendarahan akut. Shock hipovolemik, serta operasi bedah besar dengan pendarahan lebih 
    1500 ml. 

2. SEL DARAH MERAH (PACKED RED CELLS)
    Salah satu komponen darah. Packed red cells mengandung hemoglobin yang sama dengan whole blood, 
    namun kandungan plasmanya lebih sedikit. Sel darah merah diberikan kepada pasien Anemia. Sebelum 
    diberikan, sel darah merah dihangatkan dulu hingga bersuhu sama dengan suhu tubuh pasien.

3. PLASMA BEKU SEGAR (FRESH FROEN PLASMA)
    Salah satu komponen darah. Plasma beku segar mengandung protein plasma. Sama dengan packed red 
    cells, plasma beku segar perlu dihangatkan saat hemdak diberikan pada pasien/penderita.

4. TROMBOSIT
    Salah satu komponen darah. Trombosit diberikan untuk penderita trombositopenia (perununan kadar 
    keping darah) yang disertai gejala klinis pendarahan. Misalnya, penderita dengue shock syndrome.

5. KRIOPRESIPITAT
    Salah satu komponen darah. Kriopresipitat terutama diberikan untuk penderita hemofilia.


sumber :
Jawapos edisi Sabtu 18 Juni 2011

0 comments:

Post a Comment

About

ikgkuj

Harisafietha

"TUANGKAN IMAJINASI DAN KREATIFITASMU DALAM BLOG"